Kamis, 03 Februari 2011

a letter to dentist :p

Jika anda ingin menjadi dokter gigi yang kaya raya, segera menghadap dekan untuk izin pindah faklutas. Karena fakultas lain mungkin bisa lebih mendidik anda menjadi jutawan. Daripada anda mengorbankan jiwa dan raga anda, mungkin anak istri anda demi mendapatkan kekayaan bergelimang uang.

Jika anda ingin menjadi dokter gigi yang punya jabatan tinggi, segeralah terjun di dunia politik. Dunia politik lebih terbuka dan lebar peluangnya untuk mendapatkan gelar bos. Daripada anda sibuk memikirkan kiprah anda di fungsionalis rumah sakit atau fakultas.

Jika anda ingin menjadi dokter gigi yang punya status sosial yang tinggi, mungkin anda butuh mesin waktu doraemon. Kembali ke beberapa puluh tahun yang lalu, atau mungkin ke jaman fir'aun ketika status sosial masih sangat kuat. Daripada anda harus arogan dalam bekerja dan merendahkan orang lain.

Jika anda ingin menjadi dokter gigi yang punya banyak calon istri dan memikat hati mertua, lebih baik anda mendaftar di agency artis dan bermain di "Cinta Dokter Gigi Season 8". Daripada anda memakai jas putih necis wangi, namun lupa tugas anda sebagai dokter gigi.

Jika anda ingin menjadi dokter gigi yang lulus kuliah dalam waktu singkat dan mendapat IPK sempurna dan langsung mendapat pekerjaan, segera perbaiki impian anda. Daripada anda stres dan frustasi berat karena gelar drg tak segera ada di nama anda.

Dokter Gigi tidak diciptakan untuk menjadi seperti itu kawan,

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang sangat membutuhkan kesehatan. Mengabdi pada banyaknya orang yang masih belum sadar akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut.

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan empati. Ketika dengan lembut kita berbicara pada orang tua yang kita buatkan gigi palsu. Ketika kita menggratiskan biaya perawatan pada seseorang yang untuk makan sekali sehari saja susah.

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan kemanusiaan. Tak kenal medan ketika ada bencana alam di luar kota dan dibayar dengan senyum keikhlasan.

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan keikhlasan. Ketika banyak orang yang mencibir tentang area kerja dokter gigi yang dibilang "hanya mengobok-obok mulut saja".

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan kerendahan hati. Bukan sekedar agar bisa bergaya dengan iPhone terbaru, Jazz termutakhir, dan para tetangga terbungkuk-bungkuk ketika berpapasan dengan kita.

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan serbaguna. Tak hanya menangani gigi saja, kadangkala pasien KB, diare, sunat, bahkan melahirkan pun bisa datang ke tempat praktik kita.

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan ketegasan. Ketika sebuah perusahaan obat menawarkan uang yang banyak dan fasilitas mewah untuk target penjualannya, kita tetap tersenyum dan berkata,"maaf, saya tidak ingin menghianati pasien saya."

Memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan terjal untuk menggapai cita-cita. Bukan apapun yang kita cari, namun ridha Allah SWT yang kita perjuangkan di jalan ini

Jalan yang berdebu, terjal, dan meningalkan luka tajam di telapak kaki.

Ya, memilih menjadi dokter gigi adalah memilih jalan menuju surga-Nya, tempat dimana dokter gigi sudah tak perlu lagi ada...


by: Praditya Wisang

2011

i just need i want to change.
to be someone better.
not silly on the word that they call fvcking love.