Minggu, 28 November 2010

Bahan Pelindung Pulpa

Sebelum penempatan restorasi, pulpa mungkin mengalami iritasi atau kerusakan dari berbagai sumber, misalnya karies dan pengeboran gigi. Sifat fisik dan kimia dari berbagai restorasi permanen sendiri dapat menyebabkan iritasi atau memperparah kondisi yang sudah ada.

Vernis, pelapik, dan basis dirancang sebagai pelengkap bahan restorasi untuk melindungi pulpa dari trauma kimia dan panas. Selain berfungsi sebagai barier perubahan panas, iritan di dalam bahan, serta kebocoran antarmuka yang berkaitan dengan invasi bakteri, beberapa bahan ini juga memberikan manfaat pada pulpa. Secara teknis, vernis dan pelapik dapat diklasifikasikan sebagai bahan pelapik kavitas, karena digunakan sebagai lapisan pelindung untuk struktur gigi yang baru dipotong dari kavitas yang dipreparasi. Sedangkan, basis berfungsi juga sebagai penahan panas untuk restorasi logam.

Vernis dan pelapik biasanya membentuk lapisan melalui penguapan dari bahan pelarut, sedangkan basis dan beberapa pelapik jenis baru mengeras melalui reaksi kimia.

A. VERNIS KAVITAS / CAVITY VARNISH

Vernis digunakan pada tambalan amalgam atau emas. Vernis kavitas pada dasarnya adalah karet alam (copal), gala (rosin), atau resin sintetis yang dilarutkan dalam suatu larutan, seperti aseton, eter atau kloroform. Pelarut tersebut akan menguap dan meninggalkan lapisan tipis pada preparasi kavitas. Lapisan tipis ini merupakan balut terhadap dentin yang terpotong. Salah satu fungsi utamanya adalah mengurangi kebocoran mikro pada restorasi amalgam.

Indikasi :

1. Restorasi amalam

2. Restorasi emas

Kontra-Indikasi :

1. Restorasi resin komposit

2. Restorasi resin nirpasi

3. Restorasi semen ionomer kaca

B. PELAPIK KAVITAS / CAVITY LINERS

Pelapik adalah bahan-bahan yang berupa lapisan tipis dan fungsi utamanya adalah memberikan suatu perlindungan terhadap iritasi kimiawi. Bahan ini tidak berfungsi sebagai penyekat panas. Yang termasuk pelapik kavitas adalah vernis yang kedalamnya ditambahkan bubuk kalsium hidroksida atau oksida seng.

C. BASIS SEMEN

1. Kalsium Hidroksida (Ca (OH)2)

Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang secara ekstensif digunakan untuk perlindungan pulpa tidak hanya untuk resin, tetapi untuk seluruh bahan restoratif. Kalsium hidroksida sangat efektif dalam meningkatkan pembentukan dentin sekunder.

Bahan ini memiliki kekerasan dan kekuatan yang cukup untuk digunakan sebagai fondasi untuk bahan penambalan. Karena itu, merupakan bahan-bahan yang efektif memperbaiki kerusakan yang diakibatkan untuk lesi karies profunda.

Indikasi :

1. Pulpa yang tebuka dalam pulp capping dan pulpotomy

2. Leakage canal

3. Apexification, merangsang pembentukan apex

4. Membentuk jaringan keras gigi

5. Bahan tambalan sementara untuk infeksi saluran akar

Kontra-Indikasi :

1. Peradangan pulpa (pulpitis)

2. Kasus gangren pulpa, seperti: abses.

2. Semen Ionomer Kaca (GI)

Karena sifat biologisnya yang baik dan memiliki potensi perlekatan ke kalsium yang ada di dalam gigi (sama seperti sistem polikarboksilat), ionomer kaca terutama digunakan sebagai bahan restoratif untuk perawatan daerah erosi dan sebagai bahan penyemenan. Juga dapat digunakan sebagai basis walaupun bahan ini sangat sensitif terhadap air.

Ada 2 tipe ionomer kaca. Yang pertama adalah sistem bubuk-cairan konvensional, serupa dengan semen tipe II. Tipe II adalah ionomer kaca yang dikeraskan dengan sinar. Tipe ini juga sistem bubuk-cairan. Bagian bubuknya berisi unsur partikel kaca konvensional yang larut dalam asam ditambah aselelator foto-aktivasi. Cairannya adalah larutan cair asam poliakrilat, atau kopolimer, gugusan grup metaklirat.

Cairan ionomer kaca merupakan larutan dari asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairannya cukup kental dan cenderung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, asam poliakrilat dalam cairan adalah dalam bentuk kopolimer dengan asam itikonik, maleik, atau trikarbalik. Asam tartaik juga terdapat dalam cairan. Penambahan asam tartaik memperbaiki karakteristik manipulasi dan meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek waktu pengerasan.

Bubuknya adalah kaca alumino-silikat. Dilihat dari sistem dasar semen ini memiliki potensi melekat ke struktur gigi, baik secara biologis, dan memiliki beberapa karakterikstik antikaries karena kandungan flouridanya.

Karena sifat biologisnya yang baik dan memiliki potensi perlekatan ke kalsium yang ada di dalam gigi (sama seperti sistem polikarboksilat), ionomer kaca terutama digunakan sebagai bahan restoratif untuk perawatan daerah erosi dan sebagai bahan penyemenan. Juga dapat digunakan sebagai basis walaupun bahan ini sangat sensitif terhadap air.

Kegunaan utama ionomer kaca adalah untuk perekat antara gigi dengan tambalan komposit. Pada dasarnya berperan sebagain bonding terhadap dentin. Kelebihan ionomer kaca dibanding resin terletak pada perlekatan adhesifnya, hasil preparasi yang kurang ngilu, serta adanya mekanisme perlepasan flour.

Indikasi :

1. Restoratif gigi yang mengalami erosi

2. Basis

3. Pelapik kavitas

4. Sementasi

5. Bonding untuk tambalan komposit

6. Core build-up

7. Restorasi gigi desidiu

Kontra-Indikasi :

1. Pulp Capping

3. Semen Oksida Seng Eugenol (OSE)

Semen oksida seng eugenol adalah suatu tipe sedatif yang lembut. Biasanya disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan, dan berguna sebagai basis insulatif (penghambat). Bahan ini juga sangat sering digunakan untuk balutan sementara. pH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit mengiritasi.

Eugenol memiliki efek paliatif terhadap pulpa gigi dan ini adalah salah satu kelebihan jenis semen tersebut. Kelebihan lainnya adalah kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran mikro, dan memberikan perlindungan terhadap pulpa. Bahan ini paling sering digunakan ketika merawat lesi-lesi karies yang besar.

Senyawa-senyawa yang baru ini disebut sebagai semen oksida seng eugenol “fortifikasi”, “diperkuat”, “modifikasi”, satu “diperbaiki.” Secara komersial ada yang disebut semen EBA bila produk tersebut mengandung o-etoksibenzoat sebagai pengganti sebagai eugenol. Semen-semen ini didesain terutama menyemen secara tetap inlay, mahkota tiruan, dan jembatan. Sifat fisiknya (misal, kekuatan) adalah lebih baik dibanding semen oksida seng konvensional atau semen oksida seng eugenol yang tidak diperkuat.

Derajat kelarutan semen-semen ini masih kontroversial. Kelebihan semen oksida seng eugonel yang telah disempurnakan ini pada umumnya bersifat biologis.

Indikasi :

1. Meredakan rasa sakit

2. Basis insulatif

3. Tambalan Sementara, misalnya pada pulp capping tidak langsung

4. Sementasi inlay,crown, dan bridge

5. Karies dentin

Kontra-Indikasi :

1. Kasus pulpa gangren atau mati

4. Semen Polikarboksilat

Ini merupakan salah satu semen gigi yang baru dan memberikan bukti perlekatan baik pada komponen kalsium dari struktur gigi. Walaupun agak sulit dimanipulasi, memiliki potensi untuk adhesi klinis ke ion-ion kalsium pada email dan dentin.

Pemakaian utamanya adalah sebagai bahan penyemenan, tetapi dapat juga sebagai basis, lapik penyekat, dan sebagai bahan penutup di bawah email yang tipis untuk mencegah bahan-bahan berwarna metalik transparan melalui email. Bahan ini cenderung cepat mengeras, sehingga tidak dilakukan upaya mengaduk semen sampai menyerupai konsistensi pasta seperti pada semen seng fosfat.

Bubuk semen ini mengandung oksida seng dan sejumlah kecil oksida magnesium. Beberapa produk sekarang ini mengganti oksida magnesium dengan oksida stannic dan stannous flourida untuk memodifikasi waktu penggerasan dan meningkatkan kekuatan serta karakterikstik-karakteristik manipulasinya. Flourida yang ditambahkan mempunyai sedikit potensi antikaries.

Cairannya adalah asam poliakrilik dan air. Alasan utama kepopuleran semen baru ini adalah penerimaan biologis yang baik oleh pulpa dan karena itu memiliki insedens sensitivitas pasca-operatif yang rendah.

Indikasi :

1. Sementasi

2. Basis

3. Lapik pelekat

Kontra-Indikasi :

1. Perawatan pulpa

2. Kasus pulpa gangren atau mati

4. Semen Silikofosfat

Semen ini merupakan hibrid, kombinasi dai bubuk semen seng fosfat dengan semen silikat. Salah satu semen silikofosfat yang paling terkenal terdiri atas 90% bubuk semen silikat dan 10% bubuk semen fosfat. Dengan adanya kandungan flourida dalam bagian silikat dari bubuk tersebut, semen tersebut memberikan pencegahan karies sekunder.

Senyawa-senyawa yang pertama mempunyai sifat menipulasi yang buruk dan ketebalan lapisannya sangat tinggi. Karena ketebalannya lapisan yang besar ini, semen ini tidak cocok untuk penyemenan restorasi-restorasi emas secara tepat. Senyawa-senyawa baru telah dikembangkan dengan meningkatkan karakteristik manipulasi dan mengurangi ketebalan lapisan. Dari titik pandang sifat antikariesnya, seng silikofosfat sering merupakan bahan semen pilihan untuk mulut yang angka kariesnya tinggi. Aksi untuk perrlindungan pulpa adalah sama dengan seng fosfat.

Indikasi :

1. Basis

2. Sementasi untuk mulut yang angka kariesnya tinggi

Kontra-Indikasi :

1. Kasus pulpa gangren atau mati